Selasa, 28 Juni 2011

Minyak Sawit Merah Sebagai Sumber Vitamin A

Bogor, 17 Maret 2011. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMART) melalui Eka Tjipta Foundation (ETF) meresmikan kerjasama dengan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB) dalam pemanfaatan provitamin A minyak sawit merah guna memenuhi kebutuhan vitamin masyarakat. Penandatanganan perjanjian kerjasama dilakukan di Ruang Sidang Fateta IPB, Kampus IPB Darmaga, Bogor dengan melibatkan Ketua Umum ETF, G. Sulistiyanto, Direktur Utama PT SMART Tbk., Daud Dharsono bersama Dekan Fateta IPB, Dr. Ir. Sam Herodian dan perwakilan civitas academica IPB lainnya.
“Upaya kami mendorong peningkatan kualitas hidup, kesejahteraan dan kemandirian masyarakat, satu diantaranya ditempuh dengan memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan pada sektor dimana perusahaan kami beroperasi. Karena membutuhkan kepakaran khusus, tidak semuanya dapat kami lakukan sendiri. Itu sebabnya kami bekerjasama dengan para peneliti IPB yang dipimpin Prof. Fransiska R. Zakaria dalam pemanfaatan Provitamin A minyak sawit merah,“ ujar Sulistiyanto.
Minyak sawit merah memiliki kandungan provitamin A yang sangat tinggi namun selama ini belum dioptimalisasi.
Menurut penelitian Fateta IPB, sawit adalah penghasil karotenoid tertinggi di dunia. Karotenoid yang tercampur dalam minyak sawit menyebabkan provitamin A sangat mudah diserap tubuh dan diubah menjadi vitamin A dengan potensi konversi mencapai sebesar 98%. Potensi ini menjadikan minyak sawit merah sebagai sumber vitamin A yang jauh lebih murah dibandingkan sumber vitamin A lainnya.
Melalui proyek “Pemanfaatan Provitamin A Minyak Sawit untuk Mengatasi Kekurangan Vitamin A di Masyarakat Indonesia“ yang juga dikenal sebagai “Proyek SawitA“, para peneliti Fateta IPB menemukan metode pengolahan minyak sawit merah tanpa merusak kandungan provitamin A yang ada didalamnya, termasuk mengembangkannya menjadi beraneka produk turunan yang mudah dikonsumsi. Kajian yang ada menunjukkan pendekatan ini lebih efektif dan ekonomis dalam memenuhi kebutuhan vitamin A bagi masyarakat luas. Terlebih lagi Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar dunia.
“Masyarakat dengan gizi yang berkecukupan adalah aset bangsa dan ini sejalan dengan pencapaian target Millenium Development Goal bangsa kita. Kami berkepentingan untuk berkontribusi, termasuk melalui penelitian dan pengembangan pada sektor perkebunan sawit yang kami kelola,“ tambahnya. Kerjasama ini juga meliputi kegiatan sosialisasi, ujicoba, pemantauan berikut analisis penggunaan produk berbasis minyak sawit merah – seperti minyak makan SawitA Gurih, minyak sawit murni dalam kemasan SawitA Tumis, emulsi manis (gula dengan olein merah) SawitA Manis (emulsi gula dengan olein merah) dan kapsul lunak – kepada 2.500 orang responden yang tersebar di Kabupaten Bogor dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. “Menjadikan kerjasama ini sebagai bagian dari program corporate social responsibility PT SMART Tbk., juga selaras dengan falsafah kami yang menyeimbangkan aspek sosial kemasyarakatan, kelestarian lingkungan serta aspek ekonomi,” tutupnya. © 2011

Sinar Mas Distribusikan 5.000 liter Minyak Goreng di Bojongsoang

Bandung, 19 Maret 2011. Sinar Mas bermitra dengan Kementerian Perindustrian dan Kodam III Siliwangi menggelar bazaar minyak goreng murah di Kantor Desa Bojongsari, Jl. Desa Bojongsari No. 70, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Kegiatan yang dihadiri Managing Director Sinar Mas, G. Sulistiyanto, Menteri Perindustrian, M.S. Hidayat, Dirjen Industri Agro, Benny Wachyudi, Kasdam III Siliwangi, Brigjend Hadi Lukmono, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah III Siliwangi, Ny. Koes Moeldoko didamping Aster Kodam Siliwangi, Kolonel Kustanto Widiatmoko, Wakil Bupati Bandung, perwakilan manajemen perusahaan serta para tokoh masyarakat setempat, mengalokasikan sebanyak 5.000 liter minyak goreng berkualitas seharga Rp 8.500 per liter bagi warga masyarakat kurang mampu.
“Fokus utama kami adalah pada pengembangan industri perkebunan sawit terintegrasi, dari hulu hingga ke hilir yang beroperasi secara berkelanjutan menghasilkan minyak sawit lestari beserta beragam produk turunannya yang bernilai tambah. Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang menjadikan sektor perkebunan sawit sebagai motor penggerak perekonomian, kesejahteraan sosial serta pelestarian lingkungan. Menjadi industri andalan yang tidak sekadar mampu menuhi kebutuhan nasional, namun juga memasok kebutuhan dunia,” kata G. Sulistiyanto di sela kegiatan. Tahun ini, Sinar Mas – yang segera meresmikan pabrik baru di Marunda, Jakarta Utara dan Tarjun, Kalimantan Selatan – telah menyalurkan lebih dari 44 ribu liter minyak goreng di berbagai lokasi.
“Seluruhnya kami lakukan dengan mengedepankan praktik agribisnis terbaik, yang sejalan dengan filosofi bisnis kami selama ini, yaitu harmoni antara aspek sosial, lingkungan dan ekonomi. Itu yang mendorong kami tetap mengintensifkan bazaar – sekaligus menyinergikannya dengan program corporate social responsibility perusahaan – guna mengantisipasi kelangkaan pasokan, khususnya bagi warga masyarakat yang kurang mampu,” ujarnya lagi
Sinar Mas sebelumnya aktif terlibat dalam berbagai operasi pasar serta bazaar sepanjang lima tahun terakhir. Tahun lalu tercatat telah terdistribusikan lebih dari 155 ribu liter minyak goreng. Sementara sejak tahun 2005 hingga 2009, Sinar Mas telah menyalurkan sekitar 27,1 juta liter minyak goreng bagi warga masyarakat kurang mampu di berbagai kota. Pencapaian ini tahun 2008 diapresiasi Museum Rekor Dunia – Indonesia (MURI) dalam bentuk penghargaan sebagai “perusahaan yang konsisten berkesinambungan menyelenggarakan pasar murah minyak goreng bagi kaum miskin.” © 2011

Sinar Mas dan ETF “Goes to Campus”

Jambi, 30 April 2011 – Sinar Mas dan Eka Tjipta Foundation bekerja sama dengan Rosy Inc. kembali menggelar Rossy Goes to Campus. Kali ini giliran Universitas Jambi yang dikunjungi rangkaian kampanye bertajuk Indonesia Tangguh.
Kegiatan dihadiri oleh Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, Bupati Tanjung Jabung Timur, Zumi Zola, Yenny Wahid dan Slamet Irianto, Direktur CSR PT Wirakarya Sakti (WKS) beserta jajaran civitas academica Universitas Jambi, Muspida Jambi dan perwakilan manajemen lainnya. “Kami berharap, event seperti ini dapat meningkatkan rasa nasionalisme para generasi muda di Indonesia, memperkaya wawasan, wacana dan juga mendorong praktik untuk membangun Indonesia yang lebih baik,” ujar Slamet Irianto.
Kehadiran tokoh-tokoh ini diharapkan dapat memberikan perspektif, motivasi serta inspirasi kepada mereka yang hadir khususnya generasi muda, mengenai potensi dan peluang Indonesia menyejahterakan dirinya melalui berbagai cara, termasuk dengan mengoptimalisasi sektor kehutanan secara lestari. Rosianna Silalahi sendiri dikenal sebagai tokoh media yang memiliki idealisme.
Talkshow interaktif hari ini dihadiri oleh sekitar 3000 audiens yang terdiri atas mahasiswa, akademisi, pejabat pemerintah, kalangan industri dan masyarakat umum. Harapannya, Rossy Goes to Campus bisa meningkatkan kesadaran generasi muda akan pentingnya memupuk rasa nasionalisme.
Mahasiswa, bersama dengan pemangku kepentingan terkait lainnya, termasuk Sinar Mas diharapkan dapat melihat seklaigus memaknai sisi positif Indonesia. Selain itu juga dapat lebih mengenali dan menggali potensi Indonesia untuk membawa negeri ini ke arah yang lebih baik. Solusi nyata diharapkan dapat muncul dan kemudian direalisasikan untuk membentuk Indonesia yang lebih tangguh.
Dengan melibatkan para tokoh maupun praktisi berpengalaman yang mampu memberikan inspirasi, diharapkan acara dapat memberikan pembekalan pada peserta yang hadir untuk tidak pasif, senantiasa mengembangkan pola pikir yang optimistis dan ikut berkontribusi dalam membangun Indonesia yang tangguh.
Sebelumnya, Sinar Mas dan Eka Tjipta Foundation bersama Rossy Inc. juga telah menggelar Rossy Goes to Campus di Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Aiarlangga (Unair) Surabaya, dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Setelah ini, Rossy Goes to Campus direncanakan mendatangi Universitas Riau.

Sinar Mas Minati Mandala

Dua investor lokal disebut-sebut sangat serius untuk membeli Mandala Airlines. Dua investor lokal itu yakni PT Sinar Mas (Simas) dan PT LCNC. Dua calon investor ini akan mekkukan negosiasi pada pekan depan.
T KPORAN dari direksi Mandala menyebukan, banyak arrestor yang
J berminat. Tapi, dua investor sangat serius das mereka akankrumu pe-
I kan depan.* kau Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kanenterian
Perhubungan. Herry Bakti Singayudba Gumay menjawab pen di Jakarta.taat (28/1).
Namun, Heny enggan merinci profil kedua perusahaan tersebut. Mereka mach akan melakukan negosiasi pekan depan secara b to b," katanya.
Hem juga tidak memastikan berapa saham Mandala yang akan dibeli. Itu urusan internal mereka. Yang jelas, seluruh kewajiban Mandala, mestinya juga menjadi tanggungan investor baru," kata-nya.
Dijelaskannya, PT LCNC adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyewaan (lessor) pesawat. Sedangkan Simas adalah perusahaan milik keluarga Wijaya yang bergerak di berbagai bidang, tepeiti kelapa sawit dan telekomunikasi.
Mcnyingung soal rute eks Mandala, Hery mengatakan, secara [aktual sudah tidak ada, tetapi rute Mandala masih diberi kesempatan selama-45 hari.
Simpelnya diberi kesempatan sani bulan dan ditambah toleransi 15 hari sehingga total 45 hari. Kabu itu belum habis, mereka siap terbang, ya dia berhak memilikinya kembali. katanya.
Mandala Airlines berhenti sementara operasi karena terlilit kesulitan finansial sejak 13 Januari 201L
Bau vak merugi
Sementara itu bandara udara di bawah manajemen PT Angkasa Pura
(Persero) II sebenarnya masih banyak yang merugi, tetapi kerugian tersebut tertutup oleh besarnya keuntungan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten.
Seperti diberitakan sebelumnya, 12 bandara wilayah AP II menangguk untung Rp 1,264 triliun pada 2010. Dari data AP 11, ada lima bandara vang saat ini mampu meraih keuntungan, Bandara Soekarno-Hatta memperoleh keuntungan tertinggi, yaitu Rp L573 triliun.
Keuntungan itu mampu menutup kerugian tujuh bandara antara lain Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang) yang merugi Rp 37 miliar, Bandara Minangkabau (Padang) Rp 36,623 miliar. Bandara Halim Perdanakusuma yakarta) Rp 16309 miliar. Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh) Rp 17331 miliar. Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) Rp 5,692 miliar. Bandara Sukar. Taba (Jambi) Rp 3,9 miliar, dan Bandara Depan Amir (Pangkal Pinang) yang rugi Rp 83 juta pada 2010.
Adapun empat bandara lain yang mynghacinren keuntungan adalah Bandara Polonia (Medan) Rp 59,635 miliar, Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) Rp 15,604 miliar. Bandara Supadio (Pontianak) Rp 5,432 miliar, dan Bandara Husein Sastranegara (Bandung) Rp 9358 miliar.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar meminta agar AP 0 untuk meningkatkan keuntungan usahanya menjadi Rp L35 triliun pada 201L
Pertumbuhan industri penerbangan nasional bisa mendongkrak keuntungan bisnis jasa bandara tersebut. "Bila r"n lalu keuntungannya bisa capai Rp U26 triliun, maka saya pas3rtgp""gV3ran jadi Rp 135 triliun, kata Mustafa, Rabo (261). Ant/yy
Entitas terkait3ran | Adapun | AP | Bandara | Bau | Hatta | Hem | Heny | Hery | Kabu | Keuntungan | Mandala | Mcnyingung | Pangkal | Pertumbuhan | Rabo | Simpelnya | Taba | Tanjung | Wijaya | AP II | Bandara Minangkabau | Bandara Polonia | Bandara Soekarno | Bandara Supadio | Mandala Airlines | PT LCNC | Sedangkan Simas | T KPORAN | Bandara Depan Amir | Bandara Halim Perdanakusuma | Bandara Husein Sastranegara | PT Angkasa Pura | PT Sinar Mas | Bandara Raja Haji Fisabilillah | Bandara Sultan Iskandar Muda | Herry Bakti Singayudba Gumay | Menteri BUMN Mustafa Abubakar | Sinar Mas Minati Mandala | Sultan Syarif Kasim II | Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II | Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kanenterian |
Ringkasan Artikel Ini
Mandala Airlines berhenti sementara operasi karena terlilit kesulitan finansial sejak 13 Januari 201L Bau vak merugi Sementara itu bandara udara di bawah manajemen PT Angkasa Pura (Persero) II sebenarnya masih banyak yang merugi, tetapi kerugian tersebut tertutup oleh besarnya keuntungan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Keuntungan itu mampu menutup kerugian tujuh bandara antara lain Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang) yang merugi Rp 37 miliar, Bandara Minangkabau (Padang) Rp 36,623 miliar. Adapun empat bandara lain yang mynghacinren keuntungan adalah Bandara Polonia (Medan) Rp 59,635 miliar, Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) Rp 15,604 miliar. Bandara Supadio (Pontianak) Rp 5,432 miliar, dan Bandara Husein Sastranegara (Bandung) Rp 9358 miliar.